Dari
kejauhan terlihat menara cerobong asap yang masih kokoh berdiri, tembok –
tembok yang sudah kusam tak terawat sangat jelas terlihat. Dan mobil kami pun parkir
di depan bangunan yang gagah perkasa namun sudah lanjut usia. Bangunan ini
adalah bekas Pabrik Gula Jatibarang, letaknya di Jalan Jatibarang – Slawi Desa
Jatibarang Lor Kecamatan Jatibarang Kabupaten Brebes Jawa Tengah.
Ternyata
bulan Maret 2019 aku pernah lewat depan Pabrik Gula Jatibarang ini ketika aku
pulang dari Desa Wisata Malahayu, aku kira bangunan ini tidak dibuka untuk umum
karena memang kondisinya sudah sangat usang. Tetapi saat ini Pabrik Gula
Jatibarang ini mulai dikembangkan sebagai salah satu destinasi cagar budaya.
Sejak Tahun 2017 Pabrik Gula Jatibarang sudah tidak mulai beroperasi lagi
karena mesin-mesin penggiling tebu sudah tak layak pakai.
Dan untuk bisa
menjelajahi Pabrik Gula Jatibarang ini
kita cukup membayar tiket masuk Rp. 5000/orang. Setelah masuk bagian
penggilingan tebu, kita akan menjumpai mesin-mesin penggiling tebu yang sangat
besar namun sudah penuh debu. Sedikit terlintas aura mistis karena bangunan ini
sudah satu abad lebih usianya, tak heran jika banyak penghuninya yang tak kasat
mata. Tetapi tenang saja berwisata di Pabrik Gula Jatibarang ini masih aman-aman
saja jika kita tidak melakukan hal-hal yang melanggar ataupun mengganggu
mereka.
Menurut
salah satu petugas yang menemani rombongan kami, sebelum dibangun Pabrik Gula
Jatibarang, tempat ini dahulunya adalah kawasan pemakaman umum. Dan ketika
akan dibangun sebagai pabrik gula semua makam yang ada disini dipindahkan,
namun yang paling aneh yaitu ada satu makam yang sudah dipindah akan tetapi
kembali lagi ke tempat asalnya. Dan beberapa kali dipindah masih tetap kembali
ke tempat asalnya. Akhirnya makam ini masih dibiarkan berada di Pabrik Gula
Jatibarang.
Pabrik Gula
Jatibarang ini dibangun pada jaman Kolonial Belanda tepatnya tahun 1842 oleh NV Mij tot Exploitatie der Suiker
Onderneming. Dan pada jaman Hidia - Belanda ada 3 pabrik gula yang dibangun
di Kabupaten Brebes yaitu Pabrik Gula Jatibarang, Pabrik Gula Banjaratma dan
Pabrik Gula Kersana. Namun dari 3 pabrik gula yang berada di Kabupaten Brebes
ini yang paling besar yaitu Pabrik Gula Jatibarang.
Dan berdasarkan
PP No.24 tanggal 16 April 1959 tentang penetapan perusahaan-perusahaan
pertanian atau perkebunan, milik belanda dibawah penguasaan RI SK Mentan No.229/UM/57
tanggal 10 Desember 1957 dibentuk Pusat Perkebunan Negara Baru (PPN Baru).
Akhirnya setelah kemerdekaan Republik Indonesia, Pabrik Gula Jatibarang ini
dikelola oleh PTPN IX (Persero).
Pabrik Gula
Jatibarang ini dahulu sempat berjaya karena bisa menghasilkan banyak gula pasir
dari hasil perkebunan tebu, dan bahkan dahulu Pabrik Gula Jatibarang menjadi bagian penting dalam
industri gula atau perkebunan tebu di dunia. Karena, Brebes pernah menjadi
pengekspor tebu nomer 1 di dunia saat itu.
Locomotif Remise
Setelah
keliling melihat mesin-mesin yang masih tersisa di Pabrik Gula Jatibarang, kami
diajak ke salah satu tempat di bagian belakang Pabrik Gula Jatibarang. Dan
bangunan ini ternyata sangat indah sekali. Namanya Locomotif Remise. Tempat
ini sepertinya sudah diperbaiki karena terlihat elok dan terawat dibandingkan
bagian depan dan dalam Pabrik Gula Jatibarang.
Locomotif Remise ini dibangun pada tahun 1916, dan bangunan ini merupakan tempat
berkumpul nya lokomotif uap dan lokomotif diesel atau garasi lokomotif. Bangunan
ini sangat megah karena menggunakan arsitektur Belanda. Dan konon desain
arsitektur ini hanya ada 2 di dunia, yaitu di Pabrik Gula Jatibarang Brebes dan
di Rusia.
Bangunan
megah ini mempunyai 9 pintu lokomotif yang melingkar mengahadap ke timur dan di tengah-tengahnya
terdapat satu lokomotif yang usianya sudah satu abad lebih. Jika melihat
bangunan remise ini pasti kita akan ingat salah satu film kartun berjudul “Thomas
And Friends”. Dan temapt ini merupakan spot terbaik untuk berfoto-foto karena
sangat unik dan menarik.
Agrowisata Besaran
Hijau
Di seberang
Pabrik Gula Jatibarang ini terdapat Agrowisata Besaran Hijau. Yang mana dahulu
kala bangunan berarsitektur Belanda ini merupakan rumah dinas pemimpin Pabrik
Gula Jatibarang. Nama “Besaran” ini diambil karena memang rumah dinas ini
sangat besar sekali. Dan rumah dinas Besaran ini terakhir kali ditempati pada
tahun 2010.
Untuk masuk
ke Agrowisata Besaran Hijau ini kita cukup membayar tiket masuk Rp. 5000.
Setelah masuk maka akan terlihat jelas rumah yang sangat besar dengan gaya
arsitektur Belanda yang masih terawat dan bersih. Siang itu lumayan ramai
pengunjung karena kebetulan bertepatan dengan akhir pekan. Banyak rombongan
anak-anak TK dan wisatawan lainnya yang sedang menikmati tempat bersejarah ini.
Nuansa sejuk
sangat terasa karena di halaman rumah dinas pemimpin Pabrik Gula Jatibarang ini
masih ada taman dan pohon-pohon yang rindang. Selain itu juga ada lintasan
kereta yang mengelilingi rumah dinas besaran. Dan kita juga bisa naik kereta
mengelilingi kawasan Agrowisata Besaran Hijau dengan cukup membayar Rp. 5000
untuk 3 kali putaran. Banyak wahana mainan di agrowisata ini, seperti outbond,
kolam renang taman membaca dan taman bermain.
Setelah
keliling naik kereta, akhirnya kami diajak masuk untuk melihat dari dalam rumah
dinas pemimpin Pabrik Gula Jatibarang. Pintu dan jendela dengan ukuran sangat
panjang khas jaman dulu masih terawat dengan baik, dan di dalam terdapat ruang
tamu dengan meja kursi peninggalan jaman dulu. Di bagian dinding juga terlihat
foto-foto para pemimpin Pabrik Gula Jatibarang dari masa ke masa yang berjejer rapi.
Kami pun
juga masuk ke kamar tidur yang dulu digunakan oleh para pemimpin pabrik gula
ini. Berbagai peralatan rumah tangga, seperti almari, pot bunga dan hiasan
lainnya juga masih tertata dengan indah. Dan ternyata saat ini rumah dinas ini
juga disewakan untuk acara rapat atau pun pesta pernikahan, dan kamarnya juga
disewakan untuk penginapan.
Akhirnya
perjalanan mengelilingi Pabrik Gula Jatibarang telah selesai, dan Pabrik Gula
ini juga saat ini mulai berbenah untuk dijadikan sebagai destinasi wisata cagar
budaya yang tentunya tetap menjaga keaslian bangunan peninggalan jaman Belanda
ini.
Ayo Berwisata ke Pabrik Gula Jatibarang Kabupaten Brebes
2 Komentar
Kok seram baca yg ttg kuburannya ya... Itu masih ada sampe skr kuburnya mas? Pengen lihat itu sih kalo aku ksana. Dari dulu tertarik Ama wisata2 yg naikin adrenalin gini, apalagi banyak sejarahnya
BalasHapusWahh terasa banget nuansa lamanya.
BalasHapusDesain bangunannya dan alat-alatnya masih cukup terawat. Kayaknya boleh kami coba nanti buat berkunjung kesini.
Salam hangat dari kami Travel Blogger Ibadah Mimpi